By: Hikman Sirait, M.Th.

Jatuh cinta merupakan salah satu moment yang paling indah bahkan dapat dinilai sebagai moment terindah di dalam hidup seseorang. Hasil penelitian Helen Fisher Ph. D., antropolog dari Rutgers University, London, Inggris (Kompas.com tanggal 28 Agustus 2008) menunjukkan bahwa efek dari jatuh cinta adalah meningkatnya hormon dopamine, yakni hormon yang membuat orang merasa senang. Dikatakan juga bahwa orang yang jatuh cinta cenderung memberikan penilaian yang bersifat positif terhadap orang yang dicintainya. Dalam bahasa yang lebih sederhana dapat disimpulkan bahwa orang yang jatuh cinta akan memberikan pandangan yang baik bahkan sangat baik terhadap orang yang dicintainya dan rela melakukan apa saja demi orang yang dicintainya.

Apa yang disampaikan oleh Fisher sejujurnya bukan hal yang baru. Alkitab secara implisit dan eksplisit sudah menyampaikan hal tersebut. Salah satunya terlihat dari teks Perjanjian Lama, “Jadi bekerjalah Yakub tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel itu, tetapi yang tujuh tahun itu dianggapnya seperti beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel” (Kej. 29:20).

Kita tahu, walau hanya sebentar namun menunggu adalah kegiatan yang membosankan. Apalagi teks di atas menunjukkan bahwa Yakub harus menunggu selama tujuh tahun untuk meminang gadis yang dicintainya, suatu waktu penantian yang terbilang lama dan panjang. Selain itu, Yakub harus menjadi hamba dan bekerja pada Laban selama tujuh tahun tanpa digaji.

Apa yang dapat dipelajari dari nats Kejadian 29:20?

Yakub harus berkorban baik itu korban waktu, tenaga dan pikiran untuk mendapatkan pujaan hatinya. Jelas hal tersebut bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Dari zaman old sampai zaman now sulit untuk menemukan orang yang mau menunggu selama tujuh tahun untuk mendapatkan yang diingininya. Dari zaman old sampai zaman now sulit untuk menemukan orang yang mau bekerja selama tujuh tahun tanpa digaji.

Meski demikian, teks jelas menyatakan bahwa waktu tujuh tahun itu dianggapnya seperti beberapa hari saja. Mengapa demikian?

Karena Yakub begitu mencintai Rahel. Ternyata cinta dapat mengubah paradigma dan perspektif seseorang sehingga sesuatu yang sangat berat sekalipun dianggap menjadi sesuatu yang ringan. Ternyata cinta dapat mendorong seseorang untuk memaksimalkan kapasitas yang ada padanya dari tidak mampu menjadi mampu. Ternyata cinta dapat membuat seseorang mampu bertahan menghadapi segala rintangan. Ternyata cinta dapat menstimulus seseorang untuk melakukan segala sesuatu dengan kerelaan hati dan sukacita. Itulah yang terjadi dan dialami oleh Yakub.

Sudah seharusnya apa yang terjadi dan dialami serta dilakukan oleh Yakub terjadi dan dialami serta dilakukan pula oleh orang Kristen. Banyak orang Kristen mengatakan cinta bahkan cinta mati-matian kepada Yesus Kristus tetapi cinta kepada Yesus Kristus itu tidak terlihat dari tindakan dan perbuatan. Banyak orang Kristen mencintai Yesus Kristus karena ingin mendapatkan berkat berlimpah dalam segala bidang kehidupan.

Sama halnya dengan Yakub yang rela berkorban karena cintanya kepada Rahel dan cintanya kepada Rahel layak untuk diperjuangkan, demikianlah dengan orang Kristen yang harus rela mengorbankan apapun yang ada pada dirinya demi cintanya kepada Yesus Kristus karena Yesus Kristus jauh lebih layak, jauh lebih indah, jauh lebih mulia, dan jauh lebih agung dari pada Rahel dan dari pada orang-orang di sekeliling kita.

Mengikuti Yesus Kristus memang tidak mudah. Banyak tantangan dan rintangannya termasuk intimidasi dan aniaya. Namun jika benar-benar cinta kepada Yesus Kristus, maka segala sesuatu yang berat sekalipun siap untuk dihadapi dengan kerelaan hati dan sukacita melimpah bahkan nyawa sekalipun siap dikorbankan. Jika benar-benar cinta kepada Yesus Kristus, maka segala sesuatu yang terlihat mustahil sekalipun akan menjadi mungkin untuk dilalui. Jika benar-benar cinta kepada Yesus Kristus, maka apa yang diminta oleh Yesus Kristus akan dilakukan. Semua demi cinta kepada Yesus Kristus.

Pepatah mengatakan, “Demi cinta, samudera akan diseberangi, gunung Himalaya akan didaki.” Cinta butuh pengorbanan. Bagaimana dengan cinta saudara kepada Yesus Kristus? Jangan pernah tanya apa yang sudah Yesus Kristus berikan kepada saudara, tapi tanya apa yang sudah saudara berikan untuk membuktikan cinta saudara kepada Yesus Kristus.