Hikman Sirait, M. Th.
Dunia sejak awal Januari 2020 digemparkan dengan penyebaran virus Corona. Dimulai dari negeri tirai bambu, China, virus Corona akhirnya menyebar luas dan menjangkiti banyak negara di belahan bumi ini termasuk Indonesia. Diperkirakan ratusan ribu orang terjangkit dan ribuan jiwa meninggal akibat virus Corona. Sontak virus Corona menjadi viral dan mendunia mengalahkan berita apapun. Bahkan teroris harus gigit jari karena hampir tidak ada lagi berita tentang aktivitas mereka. Dahulu para teroris bangga karena orang-orang takut kepada mereka, sekarang orang-orang lebih takut kepada virus Corona. Sekarang malah teroris yang ikutan takut kepada virus Corona. Preman yang badannya penuh dengan tato sekalipun langsung ciut nyalinya ketika dinyatakan tertular virus Corona.
Stasius televisi, radio, koran, internet dan media lainnya dipenuhi berita seputar penyebaran, penularan, dan korban dari virus Corona. Sosial media dengan platform Facebook, Istagram, Twitter, Whatsapp, Path dan lainnya dipenuhi dengan berita tentang penyebaran, penularan, dan korban dari virus Corona.
Tak mau ketinggalan, komunitas-komunitas atau grup-grup Kristen di sosial media seperti Whatsapp juga memposting segala sesuatu yang berkaitan dengan virus Corona. Ada postingan seputar virus Corona yang memberi secercah harapan tapi banyak juga postingan yang justru mematikan harapan. Dari pagi sampai malam sampai ke pagi lagi sampai ke malam lagi terus berputar yang mendominasi adalah postingan berita seputar virus Corona.
Banyak orang menjadi parno. Banyak orang menjadi gelisah. Banyak orang menjadi takut. Banyak orang menjadi panik dan lebih banyak lagi yang membuat panik. Jika ada orang berdehem, orang-orang langsung kaget lalu menjauh sambil marah. Banyak orang sudah kehilangan akal sehatnya. Alhasil orang berbondong-bondong memburu dan memborong masker. Orang berbondong-bondong memburu dan memborong tissue antiseptic. Orang berbondong-bondong memburu dan memborong hand sanitizer. Orang berbondong-bondong memburu dan memborong jahe. Sekarang apapun yang dianggap dapat menangkal virus Corona pasti diburu dan diborong.
Ditengah bencana kemanusiaan selalu ada orang-orang yang dengan sengaja melakukan penimbunan untuk mendapatkan keuntungan besar. Harga barang-barang terutama masker, tissue antiseptic, hand sanitizer, dan jahe melambung tinggi tak terkendali Namun orang tidak peduli. Berapapun harganya pasti dibeli. Persoalannya masker, tissue antiseptic, hand sanitizer, dan jahe menghilang dari pasar. Hilang dari peredaran. Lenyap tanpa jejak. Menguap tanpa bekas. Kosongnya barang-barang tersebut bagi banyak orang seakan-akan dunia menjadi gelap, seakan-akan dunia berhenti berputar.
Kehebohan dan kepanikan semakin menjadi-jadi ketika semua media menampilkan jumlah orang yang terjangkit, dan tertular serta meninggal akibat virus Corona. Mal dan pusat perbelanjaan seketika dijauhi pengunjung. Sekolah-sekolah yang biasanya ramai dengan suara anak-anak mendadak menjadi sunyi. Kampus-kampus yang biasanya ramai dengan senda gurau mahasiswa mendadak senyap. Semua aktivitas di institusi pendidikan dihentikan. Rumah-rumah ibadah ditutup termasuk Gereja. Orang-orang tidak lagi mau bersalaman termasuk orang Kristen. Orang-orang menjaga jarak satu dengan yang lain termasuk orang Kristen. Suami, isteri, dan anakpun harus rela untuk berjauhan dan tidak berpelukan. Semua karena takut tertular virus Corona. Pro-kontra terjadi di tengah masyarakat.
Apa kabar dengan orang Kristen?
Masih banyak orang Kristen yang bersikap santuy alias santai alias tenang menghadapi situasi tersebut. Tetapi banyak pula orang Kristen yang ikutan parno, ikutan cemas, ikutan takut, ikutan panik dan malah membuat panik. Komunitas-komunitas dan grup-grup sosial media yang khusus beranggotakan orang Kristen terus menerus membahas penyebaran, penularan, dan korban virus Corona. Kebanyakan orang Kristen berlomba-lomba memposting segala sesuatu yang berkaitan dengan virus Corona baik itu sesuatu yang sesuai fakta sampai yang tidak sesuai fakta alias hoax.
Pagi hari posting dan membaca tentang virus Corona. Siang hari posting dan membaca tentang virus Corona. Malam hari posting dan membaca tentang virus Corona. Tiada waktu tanpa posting dan membaca tentang virus Corona. Bahkan saat tidurpun yang muncul di mimpi adalah virus Corona.
Tidak disangkal lagi bahwa virus Corona telah menjadi momok yang menakutkan bagi semua orang baik dari yang miskin sampai yang kaya, dari yang tidak punya jabatan sampai punya jabatan, dari yang status sosialnya rendah sampai status sosialnya tinggi, dari rumah sederhana sampai rumah gedongan, dari yang naik becak sampai naik mobil mewah, dari yang naik sepeda sampai naik motor balap, dari jemaat sampai pemuka agama. Semua takut karena virus Corona tidak mengenal teman, virus Corona tidak mengenal suku, virus Corona tidak mengenal bangsa, virus Corona tidak mengenal agama, semuanya bisa dijangkiti oleh virus Corona.
Situasinya sangat berbeda sebelum virus Corona melanda dunia di mana hampir semua orang di komunitas-komunitas dan grup-grup sosial media Kristen saling berlomba untuk memposting ayat-ayat yang berisikan firman Tuhan. Satu orang memposting firman Tuhan yang lain juga tidak mau ketinggalan. Ayat-ayat yang berisikan firman Tuhan bersiliweran di komunitas-komunitas dan grup-grup sosial media Kristen dari pagi sampai malam sampai ke pagi sampai ke malam lagi. Pokoknya tidak ada habisnya. Mungkin ketika dalam tidurpun mereka sudah merancangkan ayat firman Tuhan yang mana yang akan diposting.
Namun rutinitas tersebut kini berubah walaupun tidak semua namun sekarang postingan yang paling mendominasi di komunitas-komunitas dan grup-grup sosial media Kristen adalah seputar penyebaran, penularan, dan korban virus Corona.
Jujur saja, virus Corona menjadi headline di komunitas-komunitas dan grup-grup sosial media Kristen sementara berita tentang Allah Bapa, Yesus Kristus, dan Roh Kudus hanya menjadi sisipan. Orang Kristen di komunitas-komunitas dan grup-grup sosial media lebih fokus kepada virus Corona dibandingkan fokus kepada Allah Bapa, Yesus Kristus, dan Roh Kudus. Secara tidak sadar virus Corona dianggap lebih besar dan Allah dianggap kecil. Virus Corona dianggap lebih hebat dan Allah dianggap biasa-biasa saja.
Siapa saja memang perlu mengetahui tentang dan perkembangan seputar virus Corona. Namun pemberitaan tentang virus Corona di kalangan orang Kristen sudah jauh melampaui batas, jauh melampaui pemberitaan tentang Allah Bapa, Yesus Kristus, dan Roh Kudus.
Perhatikan baik. Tuhan melalui nabi Hagai menegur bangsa Israel yang lebih mengutamakan kepentingan diri sendiri dan mengesampingkan kepentingan Allah. Tuhan melalui nabi Hagai mengingatkan orang Israel untuk memperhatikan Rumah Tuhan. Firman Tuhan yang disampaikan Hagai kepada bangsa Israel yang tercatat dalam Hagai 1:1-11 memang tidak membicarakan virus Corona. Namun ada pelajaran penting dari teks tersebut yang dapat diambil orang Kristen zaman now, yakni untuk memprioritaskan pemberitaan tentang Tuhan, untuk mengutamakan pekerjaan Tuhan, untuk terus menyatakan kebesaran Tuhan, untuk terus berharap kepada Tuhan, untuk terus menanti pertolongan dan keselamatan dari Tuhan, dan lain sebagainya.
Hal ini juga yang disampaikan Pemazmur dalam Mazmur 91:16 yang intinya ingin menyampaikan bahwa hanya Tuhan tempat perlindungan, hanya Tuhan tempat bernaung, dan hanya Tuhan kubu pertahanan. Orang yang berlindung dan berada dalam naungan Tuhan akan diluputkan dari hal-hal yang menakutkan. Bahkan orang-orang yang berlindung dan berada dalam naungan Tuhan hanya akan menonton semua peristiwa mengerikan yang terjadi di depan matanya.
Mazmur 91 adalah Genre Mazmur Keyakinan atau Mazmur Iman yang memberikan gambaran kepada orang Kristen bahwa orang yang hidup benar di hadapan Allah tidak perlu khawatir dan takut terhadap hal apapun yang mengancam. Orang benar di dalam Mazmur 91 sangat yakin bahkan keyakinannya tidak tergoyahkan bahwa Allah Yang Mahatinggi, Allah Israel, sangat peduli dan pasti memelihara hidupnya. Ada kovenan Allah.
Ditengah merebaknya virus Corona, setiap orang rentan untuk tertular virus Corona. Harta, jabatan, status sosial dan agama tidak berguna karena semua itu tidak mampu menyelamatkan. Pemazmur Daud menyampaikan bahwa dari Tuhan saja datang pertolongan (Mzm. 3:9) dan dari Tuhan saja datang keselamatan (Mzm. 33:20; 85:8; 119:41; Yun. 2:9). Bani Korah melalui mazmurnya memotivasi orang benar untuk tidak takut terhadap hal apapun. Sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut, sekalipun bangsa-bangsa ribut, sekalipun kerajaan-kerajaan goncang dan bumi hancur, orang benar tidak perlu takut karena Tuhan adalah tempat perlindungan dan kekuatan, dan kota benteng yang teguh, dan sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti (Mzm. 46:1-12).
Seharusnya firman Tuhan yang perlu disebarkan dan diberitakan secara luas oleh komunitas-komunitas dan grup-grup sosial media Kristen. Pesan-pesan yang berasal dari firman Tuhan yang harus menjadi tranding topic di tengah-tengah situasi bangsa dan dunia yang tengah kacau. Semua orang Kristen melalui komunitas-komunitas dan grup-grup sosial media seharusnya memainkan perannya untuk menjadi terang dan memberi dampak positif bagi bangsa dan dunia.
Hanya firman Tuhan yang mampu mengubah cara berpikir seseorang dari cara berpikir negatif menjadi positif. Hanya firman Tuhan yang mampu memberikan ketenangan bagi seseorang dan komunitas. Hanya firman Tuhan yang mampu memberikan kedamaian bagi seseorang dan komunitas. Hanya firman Tuhan yang mampu membangkitkan semangat yang sudah patah bagi seseorang dan komunitas. Hanya firman Tuhan yang mampu membangkitkan optimisme seseorang dan komunitas. Hanya firman Tuhan yang mampu meningkatkan kepedulian dan solidaritas seseorang dan komunitas. Benar, hanya firman Tuhan. Tidak ada yang lain.
Jadilah orang Kristen yang memberi dampak positif bagi keluarga, bagi lingkungan, bagi komunitas, bagi daerah, bagi bangsa, bagi dunia, dan bagi Kerajaan Sorga. Sebarkan berita menyejukan yang dapat membuat orang tenang dan sebarkan juga firman Tuhan karena firman Tuhan memberikan kedamaian. Nyatakan kepada dunia bahwa Allah Bapa, Tuhan Yesus, dan Roh Kudus lebih besar dari apapun termasuk virus Corona. Nyatakan kepada dunia bahwa Allah Bapa, Tuhan Yesus, dan Roh Kudus selalu hadir di tengah orang yang percaya dan mengasihi-Nya. Postinglah sesuatu yang dapat membangkitkan iman dan membagun sesama khususnya saudara seiman. Seperti nasihat Rasul Paulus agar kita memikirkan semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang manis, semua yang sedap didengar, dan semua yang disebut kebajikan (Flp. 4:8). Oleh karena itu penuhi media sosial dengan pemberitaan firman Tuhan. Firman Tuhan yang diberitakan tidak akan pernah kembali dengan sia-sia.
Berdasarkan perspektif teologis, virus Corona merupakan sarana yang diijinkan Allah Bapa, Tuhan Yesus, dan Roh Kudus untuk menjangkau jiwa-jiwa (Amanat Agung) dan sekaligus menyatakan kebesaran, keagungan, dan kemuliaan-Nya. Inilah waktu dimulainya penuaian jiwa besar-besaran.
hanya Firman Tuhan yang mampu memberikan ketenangan, amin