Hikman Sirait, M.Th.

Anda pernah mendengar orang berkata dan atau anda sendiri pernah berkata seperti ini; ‘Aku tidak layak untuk melayani Tuhan, tidak seperti dia…!’ atau ‘Aku tidak ganteng, tidak seperti dia…!’ atau ‘Aku tidak cantik, seperti dia…!’ atau ‘Aku sudah tua, sudah tidak bisa apa-apa, tidak seperti dia…!’ atau ‘Aku gagap, tidak seperti dia…!’ atau ‘Aku hitam, pendek, bulat lagi, tidak seperti dia…!” atau ‘Aku gendut, tidak seperti dia…!’ atau ‘Aku ini apalah!’ dan masih banyak kata-kata senada yang justru menunjukkan sikap inferiority complex atau suatu sikap yang merasa lebih lemah dan lebih rendah dari orang lain alias minder, yang puncaknya membuat diri merasa tidak berguna.

Benar setiap orang mempunyai kekurangan. Tetapi setiap orang juga mempunyai kelebihan. Ada kekurangan dan ada kelebihan. Namun yang terjadi banyak orang termasuk orang Kristen yang fokus pada kekurangan-kekurangan diri sendiri, sehingga tidak dapat melihat kelebihan-kelebihan yang ada di dalam dirinya sendiri.

Manusia adalah ciptaan yang unik dan spesial. Firman Tuhan pada Kejadian 1:26 menegaskan bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Sekali lagi, manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Secara sederhana dapat diartikan bahwa Allah menciptakan manusia dengan kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh benda-benda ciptaan lainnya.

Kelebihan-kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia bertujuan agar manusia berkuasa atas makhluk hidup lainnya dan berkuasa atas seluruh bumi (Kej. 1:26, 28). Kelebihan-kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia bertujuan agar manusia mampu mengusahakan dan memelihara segala sesuatu yang Allah sediakan (Kej. 2:15). Kelebihan-kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia bertujuan agar manusia dapat mengembangkan dirinya dan dapat berdayaguna bagi sekelilingnya terlebih bagi Kerajaan Sorga.

Jadi persoalan utama bukan terletak pada kekurangan-kekurangan yang ada pada diri manusia melainkan lebih kepada ketidakmampuan dan ketidakmauan manusia untuk mengembangkan dan memaksimalkan kelebihan-kelebihan yang ada pada dirinya.

Oleh karena itu, jangan fokus pada kekurangan-kekurangan tetapi fokuslah pada kelebihan-kelebihan yang ada di dalam diri. Jangan fokus pada kelebihan-kelebihan yang ada pada orang lain tetapi fokuslah pada kelebihan-kelebihan yang ada di dalam diri kita.

Sekecil dan sebesar apapun kelebihan-kelebihan di dalam diri kita, maka kelebihan-kelebihan itu kita dapat maksimalkan bagi kepentingan orang banyak dan kepentingan Kerajaan Sorga, sehingga melalui kelebihan-kelebihan itu Allah Bapa dipermuliakan.