Ide: Andi Saputra

Kaleng merupakan besi tipis berlapis timah yang biasanya dijadikan sebagai wadah untuk air, minyak, susu, dan lain sebagainya. Bila kaleng tersebut tidak berisi alias kosong, maka kaleng akan mengeluarkan suara yang nyaring dan panjang ketika dipukul. Suara yang nyaring dan panjang itu terkesan indah dan enak didengar. Namun realitanya, kaleng yang mengeluarkan suara yang nyaring dan panjang itu tidak berisi atau tidak ada apa-apanya. Berbeda dengan kaleng yang berisi air, minyak, dan atau susu, maka kaleng akan mengeluarkan suara yang berat dan pendek ketika dipukul.

Namun iman yang kuat dan teguh itu baru terlihat dan teruji pada saat seseorang masuk dalam ‘dapur perapian,’ atau lembah penderitaan, atau berbagai persoalan. Tidak sedikit orang yang mengaku sebagai pengikut Tuhan Yesus Kristus terkesan memiliki iman yang hebat. Namun pada waktu diperhadapkan pada pencobaan dan penderitaan, orang yang imannya terlihat hebat itu langsung berteriak, menjerit, histeris, tidak dapat menerima kenyataan.

Musa mengirim 12 mata-mata untuk mengintai tanah Kanaan. Sehabis pulang dari pengintaian, mereka menceritakan fakta bahwa musuh yang mereka hadapi adalah orang-orang yang kuat dengan kota yang berkubu dan besar. Hati mereka gentar (kecuali Yosua dan Kaleb), nyali mereka ciut, serta mulai menyalahkan Musa dan Tuhan. Masalah yang akan mereka hadapi untuk merebut tanah Kanaan sangat berat. Mereka menjadi kecewa dan putus asa (Bil. 13:25-33).

Para pengintai (kecuali Yosua dan Kaleb) yang kecewa karena menghadapi fakta yang sesungguhnya menunjuk kondisi iman mereka. Iman mereka ibarat kaleng yang nyaring bunyinya, ibarat canang yang bergemerincing, tidak ada isinya. Inilah iman kaleng-kaleng, iman yang terdengar nyaring dan indah namun sesungguhnya rapuh dan lemah.

(Artikel sudah melalui proses editing)