By: Hikman Sirait, M.Th.
Seorang pengrajin keramik dan gerabah berulangkali meremukkan kembali keramik dan gerabah yang sudah terbentuk. Setelah meremukkan, si Pengrajin kembali mencoba membentuk keramik dan gerabah sesuai dengan rancangan yang ada di pikiran dan hatinya. Bukan pekerjaan yang mudah. Dibutuhkan ketekunan dan kesabaran serta ketelitian di dalam membuat keramik dan gerabah dengan kualitas unggulan.
Keramik dan gerabah yang terbuat dari tanah liat itu hanya bisa pasrah atas tindakan si Pengrajin yang berkali-kali meremukkannya, membentuk kembali, meremukkan lagi, membentuk kembali dan seterusnya.
Tidak ada protes, tidak ada teriakan, tidak ada pemberontakan, yang dapat dilakukan adalah menerima tindakan si Pengrajin yang meremukkannya berulangkali. Karena si Pengrajin berkuasa penuh atas keramik dan gerabah yang dibuatnya.
Si Pengrajin tidak lagi meremukkan keramik dan gerabah jika melihat apa yang dibentuk dan dibuatnya sudah sesuai dengan rancangan yang ada di pikiran dan hatinya. Dengan kata lain, keramik atau gerabah tidak akan diremukkan bila bentuknya dianggap sudah sempurna.
Demikian dengan hidup orang percaya, Tuhan berulangkali meremukkan dan membentuk orang percaya dengan tujuan agar orang percaya menjadi pribadi yang semakin hari semakin baik dan pribadi yang serupa dengan gambaran semula, yakni gambar dan rupa Allah, yakni gambaran Kristus Yesus.