By: Hikman Sirait, M.Th.
Seorang tukang menggunakan martil memukul paku besar ke sebuah kayu. Tidak lama kemudian si tukang kayu menyadari bahwa beberapa paku berada pada tempat yang tidak tepat.
Si tukang kayu memutuskan mencabut paku-paku tersebut. Setelah paku-paku dicabut terlihat bahwa kayu yang bagus dan mulus tadi menjadi cacat. Ada lubang-lubang bekas paku di sana-sini. Si tukang kayu mencoba menutup lubang-lubang tersebut dengan dempul lalu menghaluskan dempul dengan kertas amplas.
Meski lubang-lubang bekas paku terkesan tertutup rapi dengan dempul namun tetap saja dempul tidak mampu menutup lubang-lubang tersebut secara sempurna. Bekas lubang-lubang paku itu tetap terlihat. Bahkan lubang-lubang bekas paku akan terlihat menganga kembali apabila dempulnya terkikis atau tercongkel.
Banyak orang yang tidak menyadari bahwa perilaku mereka yang mengejek, menghina, menertawai, membully dan sejenisnya dapat menyakit hati orang lain walaupun mungkin tujuannya hanya untuk bercanda.
Seperti kayu yang berlubang ketika paku dicabut, demikian juga hati manusia. Seseorang yang hatinya sudah terluka akan sangat sulit untuk disembuhkan dan dipulihkan bila bukan karena kasih karunia Allah.
Kadangkala hati yang terluka terkesan sudah sembuh dan pulih. Namun luka di hati yang terkesan sudah sembuh dan pulih itu dapat mengangga kembali bahkan mungkin luka itu menjadi lebih besar dari sebelumnya karena orang tersebut terus-menerus diejek, dihina, ditertawai, dibully dan sebagainya.
Firman Tuhan di Amsal mengatakan, ‘“Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati.” (Amsal 15:4).
Pesan, jagalah lidahmu serta jagalah perasaan dan hati orang lain.