By: Hikman Sirait, M.Th.

Latar Belakang Masalah
Ulangan 18 ayat 15 dan 18 berbicara tentang dibangkitkannya seorang nabi di tengah-tengah orang Israel. Ayat 15 berbunyi, “Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.” Sementara ayat 18 berbunyi, “seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.”

Pokok persoalan di dalam artikel ini adalah adanya klaim pihak-pihak tertentu dari agama dan ajaran tertentu yang “merasa” dan “meyakini” bahwa nubuat yang dimaksud di dalam Ulangan 18:15 dan 18 ditujukan kepada nabi dan junjungan mereka. Klaim ini sangat jelas bertujuan untuk membenarkan dan melegitimasi bahwa nabi dari agama dan ajaran tertentu itu diutus bagi semua agama yang ada di dunia, termasuk agama Yahudi dan Kristen.

Soal klaim mengklaim itu sah-sah saja. Siapapun boleh mengklaim bahwa nubuat tentang dibangkitkannya seorang nabi ditujukan buat nabi dari agama dan ajaran mereka. Akan tetapi, apakah klaim tersebut disertai bukti yang valid atau hanya sekedar klaim tanpa melihat secara utuh narasi dimaksud? Dengan kata lain, sebuah klaim harus disertai atau didasari oleh bukti-bukti yang valid. Tentu saja dalam hal ini yang dimaksud dengan bukti yang valid adalah didasarkan masuk si Penulis teks Ulangan 18 itu sendiri.

Analisis Konteks Ulangan 18:15 dan 18
Untuk memahami suatu kalimat atau suatu kata tentu saja harus memperhatikan apa yang disebut dengan konteks. Di dalam ilmu hermeneutika atau ilmu tafsir ada yang dikenal dengan analisa konteks, yakni situasi-situasi di balik teks atau situasi yang ada hubungannya dengan kejadian. Ketika suatu kalimat atau frase dicomot begitu saja tanpa memperhatikan konteks, maka makna kalimat atau frase tersebut menjadi bias dan menyimpang dari maksud sebenarnya. Umumnya penggunaan kalimat atau frase yang tidak sesuai dengan konteksnya memiliki maksud dan tujuan tertentu yang tidak sesuai dengan maksud dan tujuan dari si penulis kitab. Oleh karena itu, makna dari Ulangan 18:15 dan 18 dapat diketahui dengan memperhatikan konteks Ulangan 18:15-22.  

Berdasarkan nats Ulangan 18:15-22 dapat disimpulkan bahwa konteksnya adalah “Allah Akan Membangkitkan Seorang Nabi Di Tengah Israel”. Teks ini dilatarbelakangi pernyataan Musa kepada orang Israel bahwa Allah telah mengikat perjanjian dengan mereka (umat Israel) di Gunung Horeb. Bahkan Tuhan berbicara berhadapan muka dengan segenap umat Israel (Ul. 5:2-4). Selanjutnya pada kesempatan itu dan seterusnya Musa mengulang kembali ketetapan-ketetapan yang difirmankan Alah kepada segenap umat Israel. Oleh karena itu kitab kelima di dalam Pentateukh disebut dengan Ulangan, yang berakar dari kitab perjanjian. Jadi kitab perjanjian itu adalah ringkasan pembicaraan Musa dengan Tuhan di atas gunung Horeb.[1] Andrew e. Hill dan John H. Walton dalam ‘Survey Perjanjian Lama’ mengatakan, “Kitab Ulangan memberikan pemahaman yang lebih luas mengenai perjanjian yang diadakan antara Israel dengan Tuhan di Sinai.”[2]

Mencermati kitab Ulangan, maka dapat diketahui bahwa kebanyakan konten kitab Ulangan berbicara tentang hukum-hukum Allah yang harus ditaati oleh umat Israel. Jadi jelas sekali bahwa dari latar belakang teks berisikan pernyataan-pernyataan Allah yang diterima Musa dan ditransmisikan kembali kepada umat Israel. Dengan kata lain, jelas Ulangan 18 merupakan pernyataan-pernyataan Allah yang disampaikan Musa kepada umat Israel. Artinya dari sisi konteks, maka apa yang disampaikan Musa di dalam Ulangan 18 harus dalam kerangka dan berhubungan langsung dengan umat Israel.

Frase “dari antara saudara-saudaramu” pada ayat 15 di dalam bahasa Ibraninya adalah מִקִּרְבְּךָ֤ (miqirevekha) yang berarti dari tengah-tengahmu. Berdasarkan konteksnya, maka yang dimaksud “dari tengah-tengahmu” adalah dari antara umat Israel bukan dari orang di luar Israel. Hal ini juga diperkuat dengan frase sebelumnya, yakni “dari antara saudara-saudaramu.” Karena Musa menyampaikan firman Tuhan kepada umat Israel, jelas sudah yang dimaksud “dari antara saudara-saudaramu” adalah dari antara umat Israel itu sendiri. Ini juga diperkuat dengan frase sesesudahnya, yakni “sama seperti aku.” Adapun yang dimaksud “aku” adalah pribadi Musa sendiri. Secara sederhana teks dapat disusun menjadi sama seperti Musa dan Musa itu sendiri merupakan nabi Tuhan yang berasal dari suku Lewi (Kel. 2:1-10), yang merupakan salah satu dari 12 suku Israel.

Begitu juga dengan frase “Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini” pada ayat 18. Kata “engkau” ditujukan kepada pribadi Musa sebagai individu yang diajak berbicara oleh Tuhan. Sementara kata “mereka” harus dipahami sebagai orang-orang Israel atau umat Israel. Karena kitab Ulangan sebagai piagam dari perjanjian antara umat Israel dengan Allah tentu saja yang menjadi pokok pembicaraan adalah umat Israel di mana umat Israel harus menaati hukum-hukum Allah yang disampaikan oleh Musa. Semakin jelas bahwa identitas nabi yang akan dibangkitkan Tuhan berasal dari umat yang sama dengan Musa, yakni berasal dari suku Israel.

Terakhir dikatakan, “Apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN…” (Ul. 18:22). Kata bahasa Ibrani yang digunakan untuk “TUHAN” adalah יְהוָ֗ה (Yahweh) di mana kata ini hanya digunakan dalam literasi orang Ibrani. Tidak ada bangsa lain pada zaman itu yang menggunakan kata Yahweh yang ditujukan kepada TUHAN. Jadi nabi Allah yang berbicara atas nama Yahweh tentu berasal dari umat Israel sendiri, berasal dari suku-suku Israel.

Kesimpulan
Berdasarkan analisis konteks Ulangan 18:15 dan 18 dan latar belakang teks dapat disimpulkan bahwa pernyataan Tuhan yang disampaikan oleh Musa bahwa nabi yang akan dibangkitkan dari antara saudara-saudaramu dan dari antara-mu adalah nabi yang berasal dari umat Israel atau nabi yang berasal dari salah satu suku Israel atau nabi yang memiliki hubungan langsung dengan umat Israel secara asal usulnya. Karena kitab Ulanggan berkaitan dengan perjanjian antara umat Israel dengan Allah tentu konteks dari kitab Ulangan berkaitan secara langsung dengan umat Israel. Artinya nabi yang dijanjikan untuk dibangkitkan adalah nabi yang berasal dari umat Israel itu sendiri bukan dari bangsa lain di luar Israel.

Apabila ada klaim dari pihak-pihak tertentu bahwa nabi yang dibangkitkan Allah dari antara saudara-saudaramu dan dari antara-mu dan sama seperti Musa ternyata nabi tersebut bukan bukan berasal dari umat Israel atau bukan berasal dari salah satu suku Israel atau nabi yang tidak ada hubungannya dengan umat Israel secara asal usul jelas bertolak -belakang dengan teks dan konteks bahkan dapat dikatakan bahwa klaim tersebut terlalu mengada-ada.

Dalam bahasa sederhananya, klaim bahwa nabi yang dibangkitkan Tuhan berdasarkan Ulangan 18:15 dan 18 ternyata nabi tersebut tidak memiliki relasi apapun dengan orang Israel jelas suatu pemaksaan atau cocokologi atau usaha untuk mencocok-cocokkan suatu nubuat dengan apa yang mereka yakini padahal sesungguhnya tidak cocok sama sekali bahkan jauh dari maksud Ulangan 18:15 dan 18.


[1] I.J. Caims, Tafsir Alkitab: Kitab Ulangan Pasal 1-11 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), 5.

[2] Andrew E. Hill dan John H. Walton, Survey Perjanjian Lama (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), 229-230.